Didera Bimbang [2]
Keputusanku mendekati Dini sangatlah tepat. Tidak terbayangkan bagaimana aku sekarang bila tidak menjalin hubungan dekat dengannya, meski semua itu masih belum cukup untuk menganggap diriku sebagai kekasihnya. Sekalipun aku belum pernah menyatakan bahwa aku mencintai dan menginginkannya sebagai kekasih. Di dalam hatiku masih ada ragu. Apakah aku sudah benar-benar mencintainya dan melupakan bayang-bayang kisah masa laluku ataukah aku membutuhkannya hanya sebagai pelarian. Dalam masa kebimbangan itu aku pun ditakutkan oleh banyak hal. Jika seandainya Dini menganggapku tidak serius, atau menganggapku tidak lebih dari seorang teman berbagi, apakah aku siap untuk semua itu. Jika suatu hari ia tiba-tiba memperkenalkan seorang lelaki padaku yang bermaksud memintanya menjadi seorang istri. Barangkali aku terlalu berlebihan. Beberapa minggu lalu aku baru saja terbang ke luar kota untuk sebuah urusan. Dalam perjalanan itu kubertemu seorang psikolog yang aktif menulis di koran Makassar. B