Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 21, 2018

Didera Bimbang [2]

Gambar
Keputusanku mendekati Dini sangatlah tepat. Tidak terbayangkan bagaimana aku sekarang bila tidak menjalin hubungan dekat dengannya, meski semua itu masih belum cukup untuk menganggap diriku sebagai kekasihnya. Sekalipun aku belum pernah menyatakan bahwa aku mencintai dan menginginkannya sebagai kekasih. Di dalam hatiku masih ada ragu. Apakah aku sudah benar-benar mencintainya dan melupakan bayang-bayang kisah masa laluku ataukah aku membutuhkannya hanya sebagai pelarian. Dalam masa kebimbangan itu aku pun ditakutkan oleh banyak hal. Jika seandainya Dini menganggapku tidak serius, atau menganggapku tidak lebih dari seorang teman berbagi, apakah aku siap untuk semua itu. Jika suatu hari ia tiba-tiba memperkenalkan seorang lelaki padaku yang bermaksud memintanya menjadi seorang istri. Barangkali aku terlalu berlebihan. Beberapa minggu lalu aku baru saja terbang ke luar kota untuk sebuah urusan. Dalam perjalanan itu kubertemu seorang psikolog yang aktif menulis di koran Makassar. B

Kota yang Mengenal Doa

Gambar
“Setiap fajar adalah sebait puisi di tubuh bayi. Tangisannya tetap rendah hati dan wangi.” (Hal. 26) Kemarin baru saja berkunjung ke Pare-Kediri  setelah tujuh tahun tak pernah ke sana. Ada banyak rindu yang akhirnya bisa kuperbaharui. Perjalanan kali ini saya membawa buku karya Puthut EA yang berjudul Sebuah Kitab yang Tak Suci sebagai teman di atas kereta dalam menempuh kurang lebih 5 jam perjalanan Jogja-Kediri, Kediri-Jogja. Alasan memilih buku ini di antara enam buku lain yang belum saya baca adalah, buku ini lebih tipis sehingga saya bisa menghabiskannya dengan segera. Sebab membayangkan dua hari berada di Pare akan begitu padat dan sibuk menemui banyak rindu, tentu saja saya tidak punya banyak waktu untuk membaca buku. Keyakinanku saat itu bisa menyelesaikan karya Puthut ini di kereta menuju pulang. Sayang sekali meleset. Meski tipis, tak sampai seratus halaman, nyatanya saya tidak bisa menamatkannya. Buku kumpulan cerita pendek ini ternyata bacaan yang berat. Bila me

Disiksa Rasa [1]

Gambar
Gambar hanya tambahan Sore itu aku berniat mengajak Zaky ke Pantai Losari. Aku membayangkan senja yang indah jelang magrib sambil menikmati bakso bakar berdua saja. Semua sudah kurencanakan matang-matang dan bermaksud mengatakannya pada Zaky. Meski hubungan kami tak bisa dianggap sebagai sepasang kekasih, namun hatiku memang selalu bergetar hebat setiap kali bersamanya. Hanya saja semua yang kurencanakan tidak berjalan semestinya. Jadwal penerbangan Zaky ke luar kota ternyata dipercepat. Kecewa yang kurasakan menjadi berkali-kali lipat. Terlebih Zaky yang menolak kuantarkan ke bandara semakin melukai perasaanku. Aku menebak-nebak bahwa dia memang tidak menganggapku istimewa. Kepergiannya ke luar kota memang tak begitu lama. Seminggu saja namun sudah merenggut Zaky dariku seutuhnya. Di perjalanannya yang singkat itu ia bertemu seorang perempuan. Biasa saja menurutku, bukan karena rasa cemburu yang membara di dadaku, namun dari segi penampilan, perawakanku masih lebih unggul

Langit di Waduk Sermo

Gambar
Pose paling beres di antara yang tidak beres Waktu liburan telah tiba. Rasanya baru saja meninggalkan Makassar dengan perasaan yang tidak karuan. Rasa bahagia hendak melakukan petualangan dalam menuntut ilmu juga rasa kehilangan yang datang begitu tiba-tiba. Seperti baru saja meninggalkan sesuatu yang begitu besar. Padahal Makassar bukan di mana rumahku berada. Hanya saja, memang banyak kenangan yang sulit kulupakan di sana. Liburan semester ganjil kini tiba dan teman-teman sekosan sudah merencanakan hendak liburan ke mana. Kali ini kami memutuskan nge- camp di Waduk Sermo. Kami bertujuh berangkat dengan empat motor. Jarak Kota Jogja dan Kulon Progo memang tak begitu jauh. Hingga kami tidak perlu merasa ragu untuk menempuhnya dengan bermotor. Sebelum berangkat Camping di tepi waduk adalah pertama kali bagiku dan barangkali teman-teman yang lain juga. Sebuah kenekatan berangkat ke sana tanpa ada seorang pun yang sudah pernah mengunjunginya di antara kami. Bagi kam