Kisah Cinta Segitiga, Lagi ....


Judul : Kazuhito No Ai No E
Penulis : Murakami Haru
Penerbit : Diva Press
Cetakan : Pertama, Juni 2012
Tebal : 328 Halaman
ISBN : 978-602-7663-17-6



“Apakah cinta datang hanya untuk saling menyiksa, saling menyakiti? Jika demikian, mengapa mesti ada cinta? Mengapa ada orang yang saling jatuh cinta kalau pada akhirnya hanya akan tersiksa?”

Entah ini adalah buku keberapa yang kubaca dan kisahnya sudah begitu umum, mudah ditebak dan membosankan. Jujur saja saat membacanya saya merasa begitu bosan namun tetap hendak menghabiskannya. Sudah terlanjur membelinya—walaupun memang obral—tapi tetap saja itu menggunakan uang. Selain itu, jika hanya butuh mengetahui akhir kisahnya, tentu saja saya tidak perlu membaca keseluruhan. Cukup membaca beberapa halaman awal dan mengerti maksudnya lalu berpindah ke halaman akhir. Tapi tidak, pengetahuan lain bisa saja kutemukan dari membaca buku ini, kan? Walaupun sebenarnya agak mengecewakan. Tidak ada yang istimewa dan mengagumkan. Hanya berkisah tentang cinta segitiga. Etsuko yang berpacaran dengan Kazuhito hendak menikah namun ditentang oleh orangtua Etsuko karena Kazuhito belum mapan. Dia dituntut menjadi sukses dulu sebagai seorang pelukis baru boleh menikahi Etsuko. Kazuhito yang terus-menerus tertekan setiap harinya akhirnya merasakan kenyamanan saat bersama Hikari—sahabat Etsuko yang cantik dan digemari banyak lelaki—dan demikian pula Hikari. Ia merasa nyaman dan diam-diam jatuh cinta pada Kazuhito sekalipun ia sadar bahwa Kazuhito adalah kekasih sahabatnya. Dan mengapa harus Kazuhito yang dicintainya? Padahal ia cantik luar biasa, dicintai semua lelaki. Ah, dari kisah ini saja saya sudah mulai merasa sangat bosan. Kisah seperti ini bukankah sudah begitu sering kita jumpai di FTV? 
“Bukankah cinta tidak selamanya memiliki? Cara inilah yang akan aku lakukan demi untuk menjaga kebaikan semuanya. Baik bagi diriku sendiri, Kazuhito, maupun Etsuko.”
Tokoh-tokoh yang menderita karena perasaan cinta yang dimilikinya adalah satu-satunya konflik dalam novel ini. Konflik yang terkesan lebay dan dibuat-buat. Tidak ada penjelasan mengapa Hikari tiba-tiba jatuh cinta pada Kazuhito yang hanya seorang pelukis jalanan, juga  bagi saya, sangat simpel alasan Etsuko menjadi kekasih Kazuhito. Perkenalan melalui facebook lalu saling bertemu dan memutuskan menikah karena cinta yang begitu besar. Meski demikian, ada satu karakter pada tokoh Etsuko yang menurut saya cukup masuk akal dan sering sekali dijumpai dalam dunia nyata. Perempuan yang begitu mendikte kekasihnya hingga kekasihnya pun merasa bosan dan perasaannya perlahan memudar. Bukankah begitu kenyataan sekarang? Sepasang kekasih cenderung ingin menguasai satu-sama lain sebagai bentuk cinta, katanya. Selain itu tidak ada lagi yang masuk akal dan menarik bagi saya. Terutama ending tulisan ini yang begitu memaksa. Mengapa tiba-tiba Yoshi akan bertunangan dengan Etsuko padahal mereka baru saja kenal? Mengapa begitu mudah perasaan manusia berpindah padahal baru saja begitu cinta mati dengan mantan kekasihnya? Entahlah. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasa Sakit Maha Dahsyat

Patah Hati dan Rindu yang Menggebu

Indo